2.3.09

Mengapa orang yahudi bisa pintar

*Mengapa orang yahudi bisa pintar (Sabili Edisi No. 16Th XVI 26> Februari 2009)*>> >> Today at 11:19am>> Oleh: Eman Mulyatman>> Perang panjang dengan Yahudi entah berlanjut sampai berapa> generasi. Baik Israel maupun Palestina sadar dengan hal itu.> Bagaimana dengan Indonesia?> Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama.> Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga> tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah> sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang> dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"> Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang> menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya,> apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan> kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?> Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PHd-nya. Sekadar untuk> Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus> mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.> Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel,> setelah mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering> menyanyi dan bermain piano.> Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan> soal bersama suami.> Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering> membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat> diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.> Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"> Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam> kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."> Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus> perkembangannya.> Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu> mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain> yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung> sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.> Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama> salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.> Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk> perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik> yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam> kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung.> Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung> mengkonsumsi pil minyak ikan.> "Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang> Yahudi, perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap> undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan> ikan (hanya isi atau fillet)."> Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak> ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan> tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu> kemestian, terutama badam.> Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan> hidangan utama.> Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan> dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan> hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan,> ini akan menyebabkan kita merasa mengantuk, lemah dan payah untuk> memahami pelajaran di sekolah.> Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di> rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka> akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok> di luar rumah.> Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan> nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan> melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa> generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dahsyat> ditemukan oleh saintis yang mendalami bidang gen dan DNA.> Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi.> Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah> buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil> minyak ikan (code oil lever).> Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas.> Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan> Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih main piano dan biola.> Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan> memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan> anak pintar.> Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.> Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.> Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar> matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan.> Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia,> dalam tingkat IQ-nya bisa dikatakan 6 tahun kebelakang!> "Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi.> Selain dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi> mereka. Olahraga yang diutamakan ialah memanah, menembak, dan> berlari. Menurut teman saya ini memanah dan menembak dapat melatih> otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah persiapan> membela negara."> "Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah)> disini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka> didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala> kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.> Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik.> Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi."> "Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya> sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius> belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa> diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktekkannya. Dan> Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap> tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat?> Itulah kenyataannya. "> Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan> keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara> yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa> generasi mungkin?> Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara> kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina?> Terjawab sudah mengapa agresi Israel yang biadab dari 27 Desember> 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina> di Jalur Gaza.> Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban> tewas akibat Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang.> Hampir setengah darinya adalah anak-anak.> Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target> anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan> 1429 Hijriah, Ismail Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500> anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Qur'an.> Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur'an ini menjadi sumber> ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam seusia muda itu mereka sudah> menguasai al-Qur'an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi> seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran> orang-orang Yahudi.> Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur'an.> Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel> menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak> ada yang main playstation atau game. Namun kondisi itu memacu> mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu belia.> Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal> al-Qur'an itu telah syahid.> Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa> generasi lagi.> Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi> Indonesia.> Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura.> Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok> dapat melahirkan generasi "goblok"? Kata goblok diambil bukan dari> penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah> menemui beberapa bukti yang menyokong teori ini. "Lihat saja> Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.> "Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran,> teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera> mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya!> Dengan penduduk berjumlah jutaan orang, ada berapa banyakkah> universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi?> Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa> mereka sendiri?> Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar