Rabu, 11/03/2009 09:25 WIBIsrael Terkait 11/9Ali al-Jarrah, Pendukung Palestina yang Agen Israel Reza Yunanto - detikNews
www.nytimes.com
-->Maraj - Karena Ali al-Jarrah (50), warga Libanon, merupakan agen rahasia Israel, New York Times (NYT) menyebutkan bahwa Israel terlibat serangan mematikan WTC 11/9. Kaitan ini dirilis karena Ali memiliki sepupu, Ziad, salah satu pelaku serangan WTC.Selama 25 tahun, Ali al-Jarrah hidup di dua sisi. Di mata teman-teman dan tetangga, dia adalah pendukung sejati bagi Palestina. Seorang yang ramah yang bekerja sebagai administrator di sekolah di kampungnya di Libanon. Namun bagi Israel, dia adalah mata-mata yang bernilai. Ia mengirimkan laporan dan diam-diam mengambil foto-foto kelompok Palestina dan Hizbullah sejak 1983 untuk diberikan kepada Israel. Demikian dilansir NYT 18 Februari lalu.Aksi spionasenya terbongkar pada Juli 2008 oleh Hizbullah. Ali kini mendekam di penjara Libanon dan didakwa atas tuduhan mengkhianati negerinya dan membantu musuh negara. Saudaranya, Yussuf, juga ikut ditangkap karena diduga membantu Ali dalam menjalankan aksi spionasenya.Sebulan setelah penangkapannya itu teman-teman dan mantan rekan Ali langsung teringat pada keheranan mereka selama ini atas serangkaian perjalanan ke luar negeri yang sering ia lakukan, uang yang tak bisa dijelaskan sumbernya dan rahasia istri keduanya.Tetangga Ali awalnya meragukan pria yang mereka kenal sejak lahir ternyata bisa menerima uang dari musuhnya untuk berkhianat menjalankan aksi spionase terhadap negaranya.Penyidik Libanon mengatakan Ali telah mengakui karirnya sebagai agen spionase spektakuler dalam lingkup dan usianya yang sudah lanjut.Dari rumahnya di sebuah desa di Lembah Bekaa, Libanon, Ali sering bepergian ke Suriah dan ke selatan Libanon, markas pejuang Hizbullah. Ia memotret jalan dan konvoi yang mungkin digunakan Hizbullah untuk mengantar persenjataannya. Penyidik juga mengatakan, Ali berkomunikasi dengan Israel menggunakan telepon satelit. Menerima uang, kamera, dan peralatan penyadapan dengan metode kuno "dead drops". Seringkali berdalih perjalanan bisnis, dia pergi ke Belgia dan Italia untuk menerima paspor Israel dan terbang ke Israel untuk mendapatkan briefing.Ketika pecah perang Israel-Hizbullah pada 2006, pejabat Israel juga menjamin desa tempat tinggal Ali tidak akan dibom, sehingga ia tidak perlu mengungsi.Di keluarga besarnya, bukan cuma Ali saja yang mendadak sontak beken. Salah satu sepupu Ali, Ziad Al Jarrah, lebih dulu dikenal. Ziad yang 20 tahun lebih muda itu adalah salah satu dari 19 pembajak pesawat yang kemudian ditabrakkan ke menara kembar WTC dalam aksi teror 11 September 2001 lalu.Karena kaitan saudara inilah NYT menyimpulkan bahwa Israel terlibat dalam serangan mematikan tersebut.(Rez/nrl)
10.3.09
4.3.09
Bergerak Tuntaskan Perubahan
Rabu, 04/03/2009 08:07 WIB Cetak Kirim RSS
“Bergerak Tuntaskan Perubahan”, begitulah tema yang diusung pada Muktamar KAMMI ke 2 di Yogyakarta pada tahun 2000. Dulu para peserta Muktamar begitu semangat bahwa cita-cita perubahan yang dibawa pada saat reformasi 1998 akan bisa segera kita selesaikan. Saat ini, setelah hampir 11 tahun reformasi berlalu, perubahan itu belum juga tampak nyata. Korupsi masih saja merajalela, bahkan penyebarannya sampai ke daerah-daerah. Kemiskinan dan pengangguran terus bertambah, cita-cita hidup sejahtera terasa semakin jauh saja bagi sebagian besar anak bangsa.
Bergerak tuntaskan perubahan. Dulu saya juga sempat terhanyut oleh semangat heroik yang terkandung dalam kalimat ini. Namun, setelah lama saya renungkan kalimat itu rasanya memang kurang pas. Karena perubahan memiliki karakter yang dinamis dan terus bergerak. Sehingga tidak mungkin menemukan kata tuntas selama roda kehidupan ini masih berjalan. Perubahan akan terus nampak walau terkadang atau bahkan seringkali tidak memberi dampak.
Benarkah perubahan bersifat kekal sehingga tidak akan pernah bertemu dengan kata tuntas? Menarik untuk disimak pemikiran John Naisbitt dalam bukunya Mind Set. Naisbitt mengatakan bahwa sesungguhnya dalam kehidupan ini yang terus berubah dengan cepat hanyalah atributnya saja, sementara esensi kehidupan seringkali bersifat tetap karena memang sangat sulit merubahnya. Sebagai contoh, cinta seorang lelaki pada wanita sudah ada sejak zaman nabi adam dan akan terus ada sampai akhir kehidupan. Namun ekspresi cinta selalu berubah dari waktu ke waktu. Cinta adalah esensi yang bersifat tetap, sementara bagaimana cinta diekspresikan adalah atribut yang dapat berubah sesuai trend zaman.
Reformasi memang telah membawa perubahan dari sisi atribut kehidupan bernegara. Aktor-aktor politiknya berubah, aturan mainnya berubah, namun perilaku politik terlihat sulit sekali berubah. Orde Baru hanya mengizinkan 3 partai, kini sebanyak apapun partai diizinkan sepanjang memuhi persyaratan. Dulu hanya kalangan terbatas yang dapat menjadi menteri sampai bupati, kini siapa saja boleh berebut kursi. Mereka yang dulu merasa terzalimi kini berpeluang duduk disinggasana yang tertinggi, baik dari barisan yang dianggap kanan maupun kiri. Sekilas nampak seperti demokrasi, sekilas nampak seperti reformasi telah terjadi.
Mungkin benar perubahan telah datang namun hanya sebatas tataran atribut saja belum menyentuh esensi dari tujuan perubahan. Pergantian aktor tidak diikuti pergantian perilaku. Nafsu ingin mengeksploitasi negeri untuk kepentingan pribadi masih bersemayam dalam setiap diri yang mengaku berjuang atas nama reformasi. Mereka yang dulu tertindas kini justru menindas, mereka yang dulu tersisih dari kehidupan dan muak melihat gelimang kemewahan kini justru berjuang untuk kemewahan dengan melakukan strategi politik penjarahan. Uang negara yang tercatat dalam APBN dan APBD adalah objek jarahan yang paling menakjubkan. Para pengusaha hitam adalah objek pemerasan dengan jaminan perlindungan sebagai anggota dewan.
Bergerak tuntaskan perubahan. Jalan menuju keadilan dan kesejahteraan untuk semua anak bangsa rasanya semakin jauh. Terlebih lagi reformasi kini telah kehilangan pejuangnya yang sejati. Mereka yang mengaku nurani dewan kini telah mejadi bagian yang tak terpisahkan dari para pelaku penjarahan. Tidak ada lagi mainstream perbaikan, tidak di jalanan, tidak di kementrian apa lagi di gedung dewan. Gerakan perlawan kini lebih mirip roman picisan yang kurang enak untuk dipertontonkan.
Rekonstruksi gerakan perlawanan untuk melakukan perubahan-perubahan yang mendasar di negeri ini sangat mendesak untuk dilakukan. Sebelum para pemuda yang memiliki kesucian jiwa memilih “Gua” sebagai tempat persembunyian mereka, sebagaimana yang pernah pemuda Kahfi lakukan, sebelum air bah datang seperti ketika ia datang untuk menenggelamkan kaum nabi Nuh, sebelum gempa dahsyat yang membelah bumi datang sebagaimana ia datang kepada kaum nabi Luth, sudah seharusnya gerakan perlawanan itu kembali dibangkitkan.
Kita memerlukan pemuda seperti Musa, yang ketika Allah memerintahkannya untuk pergi menyelesaikan Fir’aun, dia tidak berkata “bagaimana mungkin? Dana saja tidak punya..” atau “bagaimana mungkin? Kursi saja masih sedikit..” atau “ah..kitakan masih kecil..nantilah kalau sudah 20 persen”. Musa tidak mengajukan syarat logistik ataupun jumlah massa untuk melakukan perubahan. Musa tidak peduli apakah ia memiliki konstituen atau tidak, yang Musa peduli adalah perintah Allah harus segera dilakukan, perubahan harus segera diperjuangkan!
Bergerak tuntaskan perubahan. Semoga masih ada harapan!
“Bergerak Tuntaskan Perubahan”, begitulah tema yang diusung pada Muktamar KAMMI ke 2 di Yogyakarta pada tahun 2000. Dulu para peserta Muktamar begitu semangat bahwa cita-cita perubahan yang dibawa pada saat reformasi 1998 akan bisa segera kita selesaikan. Saat ini, setelah hampir 11 tahun reformasi berlalu, perubahan itu belum juga tampak nyata. Korupsi masih saja merajalela, bahkan penyebarannya sampai ke daerah-daerah. Kemiskinan dan pengangguran terus bertambah, cita-cita hidup sejahtera terasa semakin jauh saja bagi sebagian besar anak bangsa.
Bergerak tuntaskan perubahan. Dulu saya juga sempat terhanyut oleh semangat heroik yang terkandung dalam kalimat ini. Namun, setelah lama saya renungkan kalimat itu rasanya memang kurang pas. Karena perubahan memiliki karakter yang dinamis dan terus bergerak. Sehingga tidak mungkin menemukan kata tuntas selama roda kehidupan ini masih berjalan. Perubahan akan terus nampak walau terkadang atau bahkan seringkali tidak memberi dampak.
Benarkah perubahan bersifat kekal sehingga tidak akan pernah bertemu dengan kata tuntas? Menarik untuk disimak pemikiran John Naisbitt dalam bukunya Mind Set. Naisbitt mengatakan bahwa sesungguhnya dalam kehidupan ini yang terus berubah dengan cepat hanyalah atributnya saja, sementara esensi kehidupan seringkali bersifat tetap karena memang sangat sulit merubahnya. Sebagai contoh, cinta seorang lelaki pada wanita sudah ada sejak zaman nabi adam dan akan terus ada sampai akhir kehidupan. Namun ekspresi cinta selalu berubah dari waktu ke waktu. Cinta adalah esensi yang bersifat tetap, sementara bagaimana cinta diekspresikan adalah atribut yang dapat berubah sesuai trend zaman.
Reformasi memang telah membawa perubahan dari sisi atribut kehidupan bernegara. Aktor-aktor politiknya berubah, aturan mainnya berubah, namun perilaku politik terlihat sulit sekali berubah. Orde Baru hanya mengizinkan 3 partai, kini sebanyak apapun partai diizinkan sepanjang memuhi persyaratan. Dulu hanya kalangan terbatas yang dapat menjadi menteri sampai bupati, kini siapa saja boleh berebut kursi. Mereka yang dulu merasa terzalimi kini berpeluang duduk disinggasana yang tertinggi, baik dari barisan yang dianggap kanan maupun kiri. Sekilas nampak seperti demokrasi, sekilas nampak seperti reformasi telah terjadi.
Mungkin benar perubahan telah datang namun hanya sebatas tataran atribut saja belum menyentuh esensi dari tujuan perubahan. Pergantian aktor tidak diikuti pergantian perilaku. Nafsu ingin mengeksploitasi negeri untuk kepentingan pribadi masih bersemayam dalam setiap diri yang mengaku berjuang atas nama reformasi. Mereka yang dulu tertindas kini justru menindas, mereka yang dulu tersisih dari kehidupan dan muak melihat gelimang kemewahan kini justru berjuang untuk kemewahan dengan melakukan strategi politik penjarahan. Uang negara yang tercatat dalam APBN dan APBD adalah objek jarahan yang paling menakjubkan. Para pengusaha hitam adalah objek pemerasan dengan jaminan perlindungan sebagai anggota dewan.
Bergerak tuntaskan perubahan. Jalan menuju keadilan dan kesejahteraan untuk semua anak bangsa rasanya semakin jauh. Terlebih lagi reformasi kini telah kehilangan pejuangnya yang sejati. Mereka yang mengaku nurani dewan kini telah mejadi bagian yang tak terpisahkan dari para pelaku penjarahan. Tidak ada lagi mainstream perbaikan, tidak di jalanan, tidak di kementrian apa lagi di gedung dewan. Gerakan perlawan kini lebih mirip roman picisan yang kurang enak untuk dipertontonkan.
Rekonstruksi gerakan perlawanan untuk melakukan perubahan-perubahan yang mendasar di negeri ini sangat mendesak untuk dilakukan. Sebelum para pemuda yang memiliki kesucian jiwa memilih “Gua” sebagai tempat persembunyian mereka, sebagaimana yang pernah pemuda Kahfi lakukan, sebelum air bah datang seperti ketika ia datang untuk menenggelamkan kaum nabi Nuh, sebelum gempa dahsyat yang membelah bumi datang sebagaimana ia datang kepada kaum nabi Luth, sudah seharusnya gerakan perlawanan itu kembali dibangkitkan.
Kita memerlukan pemuda seperti Musa, yang ketika Allah memerintahkannya untuk pergi menyelesaikan Fir’aun, dia tidak berkata “bagaimana mungkin? Dana saja tidak punya..” atau “bagaimana mungkin? Kursi saja masih sedikit..” atau “ah..kitakan masih kecil..nantilah kalau sudah 20 persen”. Musa tidak mengajukan syarat logistik ataupun jumlah massa untuk melakukan perubahan. Musa tidak peduli apakah ia memiliki konstituen atau tidak, yang Musa peduli adalah perintah Allah harus segera dilakukan, perubahan harus segera diperjuangkan!
Bergerak tuntaskan perubahan. Semoga masih ada harapan!
3.3.09
Peneliti UI: Melamin Sengaja Dimasukkan ke Produk MakananIif Rahmat Fauzi
Rabu, 04/03/2009 12:30 WIB
Peneliti UI: Melamin Sengaja Dimasukkan ke Produk MakananIif Rahmat Fauzi - detikNews
-->Jakarta - Melamin yang ditemukan dalam sejumlah produk makanan ternyata bukan akibat terkontaminasi. Namun zat yang membahayakan kesehatan itu sengaja dimasukkan ke dalam produk makanan.Hal itu terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti FMIPA Universitas Indonesia (UI) Sunardi. Penelitian ini diumumkan dalam jumpa pers YLKI di kantor YLKI, Jalan Pancoran Barat, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2009). "Melamin itu tidak boleh terdapat dalam makanan. Ada unsur kesengajaan dalam sampel ini. Ini bukan termasuk kontaminan, ini pemalsuan protein," ujar Sunardi.Sunardi menjelaskan, maksud dicampurkan melamin ke dalam makanan agar produk tersebut terlihat bagus. Sebab sekitar 66 persen kadar nitrogen dalam melamin dapat terlihat sebagai protein dalam produk tersebut."Dengan alat deteksi sederhana ini saja sudah terdeteksi. Apalagi dengan alat yang paling canggih atau alat yang sensitif. Kami melakukan metode ini dengan metode sederhana High Performance Liquid Chromatography (HPLC)," kata Sunardi.Dari penelitian Sunardi diketahui ada 10 produk makanan yang mengandung melamin. Ke-10 produk makanan itu yakni:1. Kino Bear Coklat Crispy, isi: 3x3,5 gram, registrasi MD 662211108168, produksi PT Kinosentraindustrindo, kawasan Niaga Selatan Blok B 15, Bandar Kemayoran. Mengandung melamin 97,28 ppm.2. Yake Assorted Candies, permen coklat panjang, isi 500 gram, tidak bernomor registrasi, produksi Fujian Yake Food, tidak ada alamat importir. Mengandung melamin 56,54 ppm3. F&M, susu kental manis, isi 390 gram, registrasi ML 505417006156, importir Ikad-Jakarta, mengandung melamin 45,09 ppm4. Kembang Gula Tirol Choco Mix, isi 10 pieces, registrasi ML 237103407045, importir PT Indomaru Lestari, Jl Semut No 12, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat. Mengandung melamin 17,18 ppm5. Dutchmill, yoghurt drink natural, isi 180 ml, registrasi ML 406505001229, produksi Diary Plus Company Limited Nakom Sawan, Thailand. Importir PT Nirwana Lestari, Jl Raya Narogong Km 7, Bantar Gebang, Bekasi. Mengandung melamin 15,98 ppm6. Pura Low Fat UHT milk beverage, isi 1 L, registrasi ML 405708002189, produksi Fonterra Brands New Zealand, importir PT Sukanda Jaya, kawasan industri MM 2100 Jl Irian Blok FF No 2, Cibitung, Bekasi. Mengandung melamin 11,70 ppm7. Nestle Bear Brand Sterilized Low Fat Milk, isi 140 ml, produksi F&N Dairies Thailand. Mengandung melamin 10,88 ppm8. Crown Lonx Biskuit rasa coklat, berat 150 gram, registrasi ML 827118009109, produksi Crown Con Co ltd, importir PT Koin Bumi, Jalan Senayan 43, Jakarta 12180. Mengandung melamin 9,54 ppm9. Fan Fun Sweet Heart Biscuit, berat 45 gram, tidak ada nomor registrasi, tidak ada alamat importir. Mengandung melamin 3,17 ppm10. Yake Assorted Candies, berat 500 gram, jenis permen coklat lonjong agak lentur, tidak ada nomor registrasi, produksi Fujian Yake Food C ltd China. Mengandung melamin 1,15 ppm.(nik/iy)
Peneliti UI: Melamin Sengaja Dimasukkan ke Produk MakananIif Rahmat Fauzi - detikNews
-->Jakarta - Melamin yang ditemukan dalam sejumlah produk makanan ternyata bukan akibat terkontaminasi. Namun zat yang membahayakan kesehatan itu sengaja dimasukkan ke dalam produk makanan.Hal itu terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti FMIPA Universitas Indonesia (UI) Sunardi. Penelitian ini diumumkan dalam jumpa pers YLKI di kantor YLKI, Jalan Pancoran Barat, Jakarta Selatan, Rabu (4/3/2009). "Melamin itu tidak boleh terdapat dalam makanan. Ada unsur kesengajaan dalam sampel ini. Ini bukan termasuk kontaminan, ini pemalsuan protein," ujar Sunardi.Sunardi menjelaskan, maksud dicampurkan melamin ke dalam makanan agar produk tersebut terlihat bagus. Sebab sekitar 66 persen kadar nitrogen dalam melamin dapat terlihat sebagai protein dalam produk tersebut."Dengan alat deteksi sederhana ini saja sudah terdeteksi. Apalagi dengan alat yang paling canggih atau alat yang sensitif. Kami melakukan metode ini dengan metode sederhana High Performance Liquid Chromatography (HPLC)," kata Sunardi.Dari penelitian Sunardi diketahui ada 10 produk makanan yang mengandung melamin. Ke-10 produk makanan itu yakni:1. Kino Bear Coklat Crispy, isi: 3x3,5 gram, registrasi MD 662211108168, produksi PT Kinosentraindustrindo, kawasan Niaga Selatan Blok B 15, Bandar Kemayoran. Mengandung melamin 97,28 ppm.2. Yake Assorted Candies, permen coklat panjang, isi 500 gram, tidak bernomor registrasi, produksi Fujian Yake Food, tidak ada alamat importir. Mengandung melamin 56,54 ppm3. F&M, susu kental manis, isi 390 gram, registrasi ML 505417006156, importir Ikad-Jakarta, mengandung melamin 45,09 ppm4. Kembang Gula Tirol Choco Mix, isi 10 pieces, registrasi ML 237103407045, importir PT Indomaru Lestari, Jl Semut No 12, Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat. Mengandung melamin 17,18 ppm5. Dutchmill, yoghurt drink natural, isi 180 ml, registrasi ML 406505001229, produksi Diary Plus Company Limited Nakom Sawan, Thailand. Importir PT Nirwana Lestari, Jl Raya Narogong Km 7, Bantar Gebang, Bekasi. Mengandung melamin 15,98 ppm6. Pura Low Fat UHT milk beverage, isi 1 L, registrasi ML 405708002189, produksi Fonterra Brands New Zealand, importir PT Sukanda Jaya, kawasan industri MM 2100 Jl Irian Blok FF No 2, Cibitung, Bekasi. Mengandung melamin 11,70 ppm7. Nestle Bear Brand Sterilized Low Fat Milk, isi 140 ml, produksi F&N Dairies Thailand. Mengandung melamin 10,88 ppm8. Crown Lonx Biskuit rasa coklat, berat 150 gram, registrasi ML 827118009109, produksi Crown Con Co ltd, importir PT Koin Bumi, Jalan Senayan 43, Jakarta 12180. Mengandung melamin 9,54 ppm9. Fan Fun Sweet Heart Biscuit, berat 45 gram, tidak ada nomor registrasi, tidak ada alamat importir. Mengandung melamin 3,17 ppm10. Yake Assorted Candies, berat 500 gram, jenis permen coklat lonjong agak lentur, tidak ada nomor registrasi, produksi Fujian Yake Food C ltd China. Mengandung melamin 1,15 ppm.(nik/iy)
2.3.09
Akankah Sejarah itu Berulang di sini....di Indonesia
Akankah Sejarah itu Berulang di sini....di Indonesia
Indonesia ini bangsa besar, penduduknya kurang lebih 230 juta sekarang, sama dengan total penduduk 22 negara arab jika dikumpulkan jadi satu. Jumlah penduduk dunia zaman Rasulullah hidup, kurang dari setengahnya dari penduduk Indonesia hari ini. Zaman Rasulullah hidup penduduk dunia hanya sekitar 100 juta orang total. Umat islam zaman Rasulullah yang masuk islam, yang ikut hajatul wada hanya 100 ribu orang. Tapi apa yang terjadi dengan bangsa yang besar ini? Tak perlu waktu cukup lama bagi kita untuk melihat pergesaran nilai di masyarakat. Banyak tabu yang kini menjadi tontonan gratis di etalase-etalase media, banyak candu yang menjadi konsumsi rutin sebagian generasi akhir bangsa ini, sehingga mereka tampak berdiri tegak, namun dengan pondasi yang rapuh, lalu ukuran dan nilai hakiki pun berubah menggunakan timbangan semu sekilas pintas berdasar neraca dunia semata. Pergeseran itu bergerak cepat! karena saat ini kita hanya menjadi pecundang dalam perang pemikiran yang telah berlangsung dan akan terus berlangsung sepanjang masa. Pada gilirannya semua berbuah multi krisis, diantaranya adalah krisis aqidah, krisis persaudaraan, krisis orientasi sosial, dan krisis identitas, yang boleh jadi adalah akar dari krisis yang menghantam bangsa hari ini
Mengurai krisis identitas salah satunya caranya adalah mendekatkan kembali umat pada role model dari kisah emas para pemimpinnya. Rasulullah SAW dan Umar bin Abdul Aziz ra. adalah sampel dari sekian banyak mutiara-mutiara kisah kepemimpinan yang telah berhasil memimpin umatnya hingga mengakar serta dicintai. Membaca kisah-kisah mereka niscaya akan mengetuk dinding jiwa kita.
Saya tak bicara soal taktis strategis keduanya dalam memecahkan masalah pada zamannya, karena tak ada yang perlu diperdebatkan dari kualitas kepemimpinan generasi emas itu ketika dunia telah mengakuinya. Tapi saya bicara mentalitas yang sama diantara kedua pemimpin besar itu.
Suatu ketika ada seseorang yang datang menghadap rasulullah dengan gemetaran, lalu beliau bersabda :
"Tenanglah! Aku bukan seorang raja, Sesungguhnya aku hanyalah putra seorang perempuan Quraisy yang biasa memakan daging kering." (Al Bidayah, IV; 293).Betapa sering beliau harus mengklarifikasi hal ini, bahwa tugas beliau adalah kenabian. “saya bukan raja”, “saya bukan kaisar!!”. Kalaulah beliau ingin hidup seperti raja-raja di istana, sesungguhnya bukanlah hal yang sulit, karena pintu-pintu dunia telah terbuka untuknya, tapi beliau mengatakan Aku bukan Kisra (kaisar/raja)…
Dosa-dosa telah Allah hapus darinya, namun tak juga menyurutkan beliau melakukan sholat malam hingga bengkak-bengkak kakinya, seakan-akan beliau sangat takut jika amalnya tidak cukup menghantarkannya ke Surga. lalu mengatakan tidak bolehkan aku bersyukur? sebuah pertanyaan retoris yang kita sudah sama-sama tau jawabannya.. .
Tidur diatas tikar kasar hingga berbekas di tubunya tak mengurangi kemuliannya sebagai Nabi sekaligus pemimpin negara, Mengganjal perut dengan batu untuk menahan lapar karena jatah makannya telah diberikan pada orang yang datang kerumahNya menunjukan kedalamannya dalam memuliakan seseorang, dan memanggil-manggil umatnya ketika sakaratul maut datang menjemputnya, “umatku…umatku… umatku…” adalah ekspresi cintanya yang terdalam, menembus batas waktu sejak abad ke-7 hingga hari ini ditahun ini 2009, karena pesannya adalah ekpresi cintanya, dan ekspresi cinta itu tak mengkhususkan untuk satu zaman saja.
Ah…telaga cinta beliau terlalu luas untuk dilukiskan..
Ini dia Bapak Reformasi Dunia…merubah peta politik, ekonomi, social masyarakatnya hanya dalam waktu 2,5 tahun. Umar bin Abdul Aziz lahir diantara gaya hidup mewah Bani Umayyah yang korup dan boros, karena itu pula alasan mengapa beliau tak cukup percaya diri untuk mejadi khalifah menggantikan Abdul Malik bin Marwan. Ketika akhirnya umar menerima jabatan khalifah, ia mengatakan kepada seorang ulama yang duduk disampingnya, Az-Zuhri, “Aku benar-benar takut pada neraka” Dan sebuah rangkaian cerita yang mengharu biru pun telah dimulai saat itu, dari ketakutannya pada neraka, maka tidak butuh waktu lama untuk Umar bin Abdul Aziz mereformasi total negerinya, hanya dalam waktu 2,5 tahun beliau memerintah namun fakta sejarah telah mengharumkan namanya ketika keadilan telah ditegakkan dan kemakmuran telah diraih.“kembalikan seluruh perhiasan dan harta pribadi Mu ke kas Negara, atau kita bercerai” ungkapnya pada fatimah istri beliau di awal-awal kepemimpinannya
“dalam kepentingan apa engkau menemuiku?”, “dalam urusan pribadi”. Seketika umar mematikan lentera diruang kerjanya, Jawabnya “lentera ini disediakan untuk kepentingan kerjaku sebagai seorang khalifah”.
Akankah terulang kondisi ketika para amil zakat berkeliling perkampungan- perkampungan afrika, tapi mereka tidak menemukan seorang pun yang mau menerima zakat. Negara benar-benar mengalami surplus, bahkan sampai ketingkat dimana utang-utang pribadi dan biaya pernikahan warga pun ditanggung oleh Negara. “tidak ada lagi mustahiq yang pantas menerima zakat ini, selain anda wahai khalifah” tutur bendahara baitul mal.
Sungguh takkan lekang kisah mereka karena mereka memimpin diatas perasaan takut dan gelisah…
Akankah sejarah itu berulang di sini..di Indonesia?
Indonesia ini bangsa besar, penduduknya kurang lebih 230 juta sekarang, sama dengan total penduduk 22 negara arab jika dikumpulkan jadi satu. Jumlah penduduk dunia zaman Rasulullah hidup, kurang dari setengahnya dari penduduk Indonesia hari ini. Zaman Rasulullah hidup penduduk dunia hanya sekitar 100 juta orang total. Umat islam zaman Rasulullah yang masuk islam, yang ikut hajatul wada hanya 100 ribu orang. Tapi apa yang terjadi dengan bangsa yang besar ini? Tak perlu waktu cukup lama bagi kita untuk melihat pergesaran nilai di masyarakat. Banyak tabu yang kini menjadi tontonan gratis di etalase-etalase media, banyak candu yang menjadi konsumsi rutin sebagian generasi akhir bangsa ini, sehingga mereka tampak berdiri tegak, namun dengan pondasi yang rapuh, lalu ukuran dan nilai hakiki pun berubah menggunakan timbangan semu sekilas pintas berdasar neraca dunia semata. Pergeseran itu bergerak cepat! karena saat ini kita hanya menjadi pecundang dalam perang pemikiran yang telah berlangsung dan akan terus berlangsung sepanjang masa. Pada gilirannya semua berbuah multi krisis, diantaranya adalah krisis aqidah, krisis persaudaraan, krisis orientasi sosial, dan krisis identitas, yang boleh jadi adalah akar dari krisis yang menghantam bangsa hari ini
Mengurai krisis identitas salah satunya caranya adalah mendekatkan kembali umat pada role model dari kisah emas para pemimpinnya. Rasulullah SAW dan Umar bin Abdul Aziz ra. adalah sampel dari sekian banyak mutiara-mutiara kisah kepemimpinan yang telah berhasil memimpin umatnya hingga mengakar serta dicintai. Membaca kisah-kisah mereka niscaya akan mengetuk dinding jiwa kita.
Saya tak bicara soal taktis strategis keduanya dalam memecahkan masalah pada zamannya, karena tak ada yang perlu diperdebatkan dari kualitas kepemimpinan generasi emas itu ketika dunia telah mengakuinya. Tapi saya bicara mentalitas yang sama diantara kedua pemimpin besar itu.
Suatu ketika ada seseorang yang datang menghadap rasulullah dengan gemetaran, lalu beliau bersabda :
"Tenanglah! Aku bukan seorang raja, Sesungguhnya aku hanyalah putra seorang perempuan Quraisy yang biasa memakan daging kering." (Al Bidayah, IV; 293).Betapa sering beliau harus mengklarifikasi hal ini, bahwa tugas beliau adalah kenabian. “saya bukan raja”, “saya bukan kaisar!!”. Kalaulah beliau ingin hidup seperti raja-raja di istana, sesungguhnya bukanlah hal yang sulit, karena pintu-pintu dunia telah terbuka untuknya, tapi beliau mengatakan Aku bukan Kisra (kaisar/raja)…
Dosa-dosa telah Allah hapus darinya, namun tak juga menyurutkan beliau melakukan sholat malam hingga bengkak-bengkak kakinya, seakan-akan beliau sangat takut jika amalnya tidak cukup menghantarkannya ke Surga. lalu mengatakan tidak bolehkan aku bersyukur? sebuah pertanyaan retoris yang kita sudah sama-sama tau jawabannya.. .
Tidur diatas tikar kasar hingga berbekas di tubunya tak mengurangi kemuliannya sebagai Nabi sekaligus pemimpin negara, Mengganjal perut dengan batu untuk menahan lapar karena jatah makannya telah diberikan pada orang yang datang kerumahNya menunjukan kedalamannya dalam memuliakan seseorang, dan memanggil-manggil umatnya ketika sakaratul maut datang menjemputnya, “umatku…umatku… umatku…” adalah ekspresi cintanya yang terdalam, menembus batas waktu sejak abad ke-7 hingga hari ini ditahun ini 2009, karena pesannya adalah ekpresi cintanya, dan ekspresi cinta itu tak mengkhususkan untuk satu zaman saja.
Ah…telaga cinta beliau terlalu luas untuk dilukiskan..
Ini dia Bapak Reformasi Dunia…merubah peta politik, ekonomi, social masyarakatnya hanya dalam waktu 2,5 tahun. Umar bin Abdul Aziz lahir diantara gaya hidup mewah Bani Umayyah yang korup dan boros, karena itu pula alasan mengapa beliau tak cukup percaya diri untuk mejadi khalifah menggantikan Abdul Malik bin Marwan. Ketika akhirnya umar menerima jabatan khalifah, ia mengatakan kepada seorang ulama yang duduk disampingnya, Az-Zuhri, “Aku benar-benar takut pada neraka” Dan sebuah rangkaian cerita yang mengharu biru pun telah dimulai saat itu, dari ketakutannya pada neraka, maka tidak butuh waktu lama untuk Umar bin Abdul Aziz mereformasi total negerinya, hanya dalam waktu 2,5 tahun beliau memerintah namun fakta sejarah telah mengharumkan namanya ketika keadilan telah ditegakkan dan kemakmuran telah diraih.“kembalikan seluruh perhiasan dan harta pribadi Mu ke kas Negara, atau kita bercerai” ungkapnya pada fatimah istri beliau di awal-awal kepemimpinannya
“dalam kepentingan apa engkau menemuiku?”, “dalam urusan pribadi”. Seketika umar mematikan lentera diruang kerjanya, Jawabnya “lentera ini disediakan untuk kepentingan kerjaku sebagai seorang khalifah”.
Akankah terulang kondisi ketika para amil zakat berkeliling perkampungan- perkampungan afrika, tapi mereka tidak menemukan seorang pun yang mau menerima zakat. Negara benar-benar mengalami surplus, bahkan sampai ketingkat dimana utang-utang pribadi dan biaya pernikahan warga pun ditanggung oleh Negara. “tidak ada lagi mustahiq yang pantas menerima zakat ini, selain anda wahai khalifah” tutur bendahara baitul mal.
Sungguh takkan lekang kisah mereka karena mereka memimpin diatas perasaan takut dan gelisah…
Akankah sejarah itu berulang di sini..di Indonesia?
Agus: Karena Hidup Ini Adalah Perjalanan.. ..
Agus: Karena Hidup Ini Adalah Perjalanan.. ..
“HIDUP ini adalah sebuah perjalanan. Kita tidak tahu kapan perjalanan hidup kita akan selesai. Begitu pula saya tidak tahu kapan petualangan saya ini akan berakhir. Yang saya tahu, saya masih ingin terus melanjutkan petualangan saya. Masih ada banyak tempat yang ingin saya kunjungi,” ujar Agustinus Wibowo dalam sebuah perbincangan.
Ketika tulisan ini dibuat, Agus, begitu biasa ia disapa, sedang menetap sementara di Afghanistan. Ia telah hampir tiga tahun melakukan perjalanan tanpa jeda melalu jalur darat melintasi Asia Selatan dan Tengah. Ia sedang melakukan ”misi pribadinya” keliling Asia, bagian dari cita-citanya keliling dunia. Perjalanannya dimulai dari Stasiun Kereta Api Beijing, China pada tanggal 31 Juli 2005. Dari negeri tirai bambu itu ia naik ke atap dunia Tibet, menyeberang ke Nepal, turun ke India, kemudian menembus ke barat, masuk ke Pakistan, Afghanistan, Iran, berputar lagi ke Asia Tengah, diawali Tajikistan, kemudian Kyrgyzstan, Kazakhstan, hingga Uzbekistan dan Turkmenistan. Ribuan kilometer yang dilaluinya ia tempuh dengan berbaga macam alat transportasi seperti kereta api, bus, truk, hingga kuda, keledai dan tak ketinggalan jalan kaki.”Saya menghindari perjalanan dengan pesawat. Perjalanan udara menghalangi saya menyerap saripati tempat-tempat yang saya kunjungi. Menyatu dengan budaya setempat, menjalin persahabatan dengan banyak orang di tiap tempat, merasakan kehidupan masyarakat di suatu tempat adalah hal-hal yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya menggunakan pesawat terbang..... Selain itu, uang saya tidak cukup untuk tiap kali naik pesawat..hehehe. . ...” terangnya.
Agus adalah seorang petualang, pengembara, musafir, seorang backpaker sejati. Bagi banyak orang, aktivitas travelling murah sebagai seorang bakckpaker adalah hobi. Bagi Agus menjadi backpaker adalah hidupnya, napasnya setiap hari.
Ia memulai perjalanannya dengan bekal 2.000 dolar AS hasil tabungannya selama kuliah di Universitas Tshinghua, Beijing, Cina. Ketika duitnya habis ia akan menetap sementara di suatu tempat, bekerja serabutan guna mengumpulkan duit lagi dan kembali melanjutkan perjalanan.
”Kebetulan saya suka fotografi. Saya menjual foto-foto saya dan menulis tentang tempat-tempat yang saya kunjungi untuk saya jual ke beberapa media di China, Singapura dan Indonesia. Selain itu saya bekerja serabutan sebagai apa saja untuk bertahan hidup,” tuturnya.
***
Agustinus Wibowo lahir di Lumajang, Jawa Timur, tahun 1981 sebagai putra pertama pasangan Chandra Wibowo dan Widyawati.. Lulus dari SMU 2 Lumajang ia melanjutkan kuliah di Jurusan Informatika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hanya satu semester ia di ITS, sebelum memutuskan pindah kuliah ke Fakultas Komputer Universitas Tshinghua, Beijing, universitas paling ternama di daratan Tiongkok.
Sejak kecil ia sudah menyimpan harapan untuk berkelana ke negeri-negeri jauh. Waktu SD gurunya pernah bertanya tentang cita-citanya. Dengan polos dia menjawab ingin jadi turis. Gurunya bilang kalau turis itu bukan pekerjaan, bukan cita-cita. Tapi, Agus terus menyimpan mimpi masa kecilnya itu..
Di Lumajang ia tumbuh sebagai anak rumahan, lebih senang menghabiskan waktunya di kamar membaca buku. Jika harus keluar rumah ia memanggil becak. ”Dulu saya ini malas banget jalan siang-siang, panas. Bahkan, untuk pergi 400 meter saja saya pasti naik becak,” aku dia.
Semua itu telah berubah. Ia telah mewujudkan mimpinya menjadi seorang ”turis”. Anak manis yang malas bertemu panas matahari telah menjadi anak kehidupan yang tidur berselimut debu jalanan. ”Saya berubah dari seorang kutu buku tidak berguna menjadi seorang musafir yang tahan banting. Perjalanan mengajarkan saya tentang warna-wani hidup, ragam budaya dan manusia. Perjalanan ini juga memaparkan pada saya bahwa dunia tidak seindah yang kita impikan. Hidup ini cantik sekaligus buruk rupa, bahagia sekaligus muram, berwarna sekaligus kelabu. Saya belajar untuk tidak mengeluh dan belajar untuk selalu bersyukur atas segala hal yang saya terima setiap hari,” ujarnya.
Semua perubahan itu dimulai pada tahun 2002. Saat itu, seorang temannya di Tsinghua menantangnya untuk ”backpack” ke Mongolia. Kebetulan pada saat yang sama ia terinspirasi oleh seorang teman lainnya, cewek Jepang, yang pernah keliling Asia Tenggara sendirian selama enam bulan. Ia begitu terkagum-kagum ketika si cewek Jepang-nya itu bercerita bahwa selama perjalanan ia bertahan hidup dan berkomunikasi menggunakan ”bahasa tarzan” karena sama sekali tidak bisa bahasa Inggris, apalagi bahasa negara-negara ASEAN.
”Waktu itu saya begitu terpesona oleh cerita petualangan teman Jepang saya ini. Petualangan yang wah, berani, dan penuh tantangan. Saya jadi bertanya sendiri, kapan saya bisa begitu? Maka ketika ada teman yang mengajak saya pergi ke Mongolia saya langsung mengiyakan,” tuturnya.
Ternyata, Agus tidak pernah bisa menghentikan langkahnya sejak saat itu. ”Semakin sering saya travelling sebagai backpaker, semakin dalam keingintahuan saya tentang hal-hal baru di dunia ini. Tidak hanya sebagai penonton, tapi terlibat sepenuhnya dengan seluruh pengalaman perjumpaan dengan masyarakat dan kebudayaannya. Dunia ini tidak seluas daun kelor. Ada banyak kehidupan lain di luar sana dan ada banyak kebajikan yang kita tidak pernah tahu sebelumnya,” jelas Agus yang karena perjalanannya telah menguasai bahasa Hindi, Urdu, Farsi, Rusia, Tajik, Kirghiz, Uzbek, Turki, dan sekarang dalam proses menguasai bahasa Arab, Armenia, dan Georgia. Selain itu, ia fasih bahasa Inggris, Mandarin, Indonesia dan tentu saja bahasa Jawa.
Kemampuannya menguasai berbagai bahasa ini pernah membuatnya hampir cilaka. Suatu waktu di Afghanistan polisi setempat mencurigai dirinya sebagai seorang teroris dari Pakistan. Tiba-tiba, tanpa sebab dan alasan, sekelompok polisi memukulinya dengan garang. Spontan ia berteriak dan memaki. Namun sial, yang keluar dari mulutnya adalah bahasa Urdu. ”Seharusnya saya ngomong dalam bahasa Inggris, tapi waktu itu spontan yang keluar bahasa Urdu,” cerita dia. Urdu, tak lain dan tak bukan, adalah bahasa nasional Pakistan.
Tidak cuma sekali dua kali Agus mengalami kejadian-kejadian naas seperti itu. Seorang pengelana mau tidak mau harus berteman dengan marabahaya. Anak mami yang bertahun-tahun hidup dalam kehangatan keluarga itu telah berulangkali ditangkap polisi, ditahan agen rahasia, dipukul preman, diserang perampok, dan bersahabat dengan rasa lapar. Ia pernah putus asa karena kameranya rusak total dan uang bekalnya dicuri orang. Yang paling buruk, karena sembarangan menginap di rumah orang ia pernah salah mampir di rumah pelaku kriminal.
Apakah orang tuamu tidak khawatir Gus? O, tentu saja sangat khawatir. Ia ingat betul pada perjalanan pertamanya ke Mongolia tahun 2002. Setelah tiga minggu di Mongolia ia menelepon ke rumah dan ibunya menjerit begitu medengar suaranya.
Tahun 2003 ia terobsesi mengunjungi Afghanistan. Mendengar nama negara itu saja orang sudah bergidik ngeri karena bayang-bayang kekerasan perang yang tiada henti di sana. Agus pun pergi diam-diam tanpa memberitahu orangtuanya, menuju negeri yang identik dengan darah, Taliban, dan perang. Tapi, toh mereka tahu juga tentang ”perjalanan gelapnya” ini. Sekembalinya dari Afghanistan, ia dimarahi habis-habisan oleh ibunya. ”Tapi itu dulu, sekarang mereka sudah mulai mengerti. Ayah saya akhirnya malah bangga memiliki putra seorang pengembara. Tapi, saya tahu di lubuk hati yang paling dalam mereka berharap suatu saat nanti saya kembali ke Indonesia, menetap dan hidup normal di sana. Mmmm.....bagian itu, saya belum bisa menjawabnya saat ini,” katanya.
***
Bagi Agus, pada batas tertentu, travelling tidak lagi sekadar menikmati keindahan pantai, kesejukan udara pengunungan atau kemewahan spa di hotel berbintang. Bagian terbaik dari travelling adalah ketika kita menemukan apa yang disebutnya sebagai 'seni mengembara'. ”Itu adalah ketika kita tidak lagi menjadi diri kita sendiri, ketika kita kehilangan identitas kita, masa lalu kita, ikatan norma masyarakat yang selama ini mengikat kita, dan pada akhirnya lepas dari jerat-jerat yang selama ini memasung jiwa kita. Kita menjadi terbuka pada kehidupan dan menerima apa yang diajarkan oleh kehidupan pada kita. Ketika sampai pada titik ini, kita akan melihat dunia dengan mata hati yang baru,” tuturnya bijak. "Bahkan di negeri-negeri terpencil dan terbelakang seperti lekukan gunung Afghanistan dan padang pasir Pakistan, ada kebijaksanaan maha tinggi yang bisa dikisahkan orang-orang dari pedalaman yang terlupakan dunia," tambah dia lagi.
Masih di jalanan dia sekarang, entah sampai kapan. ”Cita-cita saya mencapai Afrika Selatan dengan menempuh perjalanan darat, kalau memungkinkan seratus persen, melintasi Kaukasus, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Barat," ucapnya. Di pelosok bumi sana, ada negeri-negeri yang hampir tak pernah kita dengar. Abkhazia, Transdniestr, Ossetia, Nagorno Karabakh. Negara-negara itulah yang menjadi obsesi Agus. Sampai kapan perjalanan ini akan terus berlangsung? "Tidak tahu. Saya tidak memberi batas waktu, dan biarlah perjalanan ini mengalir begitu saja,” ungkapnya.
Di Kolom Petualang di Rubrik Travel kompas.com ini Agus menyajikan secuplik kisah perjalanannya melintasi Asia Tengah, yaitu negara-negara yang semuanya berakhiran 'stan', mulai dari Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, hingga Turkmenistan. Kita mungkin merasa asing membaca kisah tentang tempat-tempat terpencil yang tertutup gunung dan tidak pernah disebut-sebut dalam peta dunia... Di sana Agus telah menginjakkan kakinya.
Nantikan kisah petualangannya. ....
“HIDUP ini adalah sebuah perjalanan. Kita tidak tahu kapan perjalanan hidup kita akan selesai. Begitu pula saya tidak tahu kapan petualangan saya ini akan berakhir. Yang saya tahu, saya masih ingin terus melanjutkan petualangan saya. Masih ada banyak tempat yang ingin saya kunjungi,” ujar Agustinus Wibowo dalam sebuah perbincangan.
Ketika tulisan ini dibuat, Agus, begitu biasa ia disapa, sedang menetap sementara di Afghanistan. Ia telah hampir tiga tahun melakukan perjalanan tanpa jeda melalu jalur darat melintasi Asia Selatan dan Tengah. Ia sedang melakukan ”misi pribadinya” keliling Asia, bagian dari cita-citanya keliling dunia. Perjalanannya dimulai dari Stasiun Kereta Api Beijing, China pada tanggal 31 Juli 2005. Dari negeri tirai bambu itu ia naik ke atap dunia Tibet, menyeberang ke Nepal, turun ke India, kemudian menembus ke barat, masuk ke Pakistan, Afghanistan, Iran, berputar lagi ke Asia Tengah, diawali Tajikistan, kemudian Kyrgyzstan, Kazakhstan, hingga Uzbekistan dan Turkmenistan. Ribuan kilometer yang dilaluinya ia tempuh dengan berbaga macam alat transportasi seperti kereta api, bus, truk, hingga kuda, keledai dan tak ketinggalan jalan kaki.”Saya menghindari perjalanan dengan pesawat. Perjalanan udara menghalangi saya menyerap saripati tempat-tempat yang saya kunjungi. Menyatu dengan budaya setempat, menjalin persahabatan dengan banyak orang di tiap tempat, merasakan kehidupan masyarakat di suatu tempat adalah hal-hal yang tidak mungkin saya dapatkan jika saya menggunakan pesawat terbang..... Selain itu, uang saya tidak cukup untuk tiap kali naik pesawat..hehehe. . ...” terangnya.
Agus adalah seorang petualang, pengembara, musafir, seorang backpaker sejati. Bagi banyak orang, aktivitas travelling murah sebagai seorang bakckpaker adalah hobi. Bagi Agus menjadi backpaker adalah hidupnya, napasnya setiap hari.
Ia memulai perjalanannya dengan bekal 2.000 dolar AS hasil tabungannya selama kuliah di Universitas Tshinghua, Beijing, Cina. Ketika duitnya habis ia akan menetap sementara di suatu tempat, bekerja serabutan guna mengumpulkan duit lagi dan kembali melanjutkan perjalanan.
”Kebetulan saya suka fotografi. Saya menjual foto-foto saya dan menulis tentang tempat-tempat yang saya kunjungi untuk saya jual ke beberapa media di China, Singapura dan Indonesia. Selain itu saya bekerja serabutan sebagai apa saja untuk bertahan hidup,” tuturnya.
***
Agustinus Wibowo lahir di Lumajang, Jawa Timur, tahun 1981 sebagai putra pertama pasangan Chandra Wibowo dan Widyawati.. Lulus dari SMU 2 Lumajang ia melanjutkan kuliah di Jurusan Informatika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). Hanya satu semester ia di ITS, sebelum memutuskan pindah kuliah ke Fakultas Komputer Universitas Tshinghua, Beijing, universitas paling ternama di daratan Tiongkok.
Sejak kecil ia sudah menyimpan harapan untuk berkelana ke negeri-negeri jauh. Waktu SD gurunya pernah bertanya tentang cita-citanya. Dengan polos dia menjawab ingin jadi turis. Gurunya bilang kalau turis itu bukan pekerjaan, bukan cita-cita. Tapi, Agus terus menyimpan mimpi masa kecilnya itu..
Di Lumajang ia tumbuh sebagai anak rumahan, lebih senang menghabiskan waktunya di kamar membaca buku. Jika harus keluar rumah ia memanggil becak. ”Dulu saya ini malas banget jalan siang-siang, panas. Bahkan, untuk pergi 400 meter saja saya pasti naik becak,” aku dia.
Semua itu telah berubah. Ia telah mewujudkan mimpinya menjadi seorang ”turis”. Anak manis yang malas bertemu panas matahari telah menjadi anak kehidupan yang tidur berselimut debu jalanan. ”Saya berubah dari seorang kutu buku tidak berguna menjadi seorang musafir yang tahan banting. Perjalanan mengajarkan saya tentang warna-wani hidup, ragam budaya dan manusia. Perjalanan ini juga memaparkan pada saya bahwa dunia tidak seindah yang kita impikan. Hidup ini cantik sekaligus buruk rupa, bahagia sekaligus muram, berwarna sekaligus kelabu. Saya belajar untuk tidak mengeluh dan belajar untuk selalu bersyukur atas segala hal yang saya terima setiap hari,” ujarnya.
Semua perubahan itu dimulai pada tahun 2002. Saat itu, seorang temannya di Tsinghua menantangnya untuk ”backpack” ke Mongolia. Kebetulan pada saat yang sama ia terinspirasi oleh seorang teman lainnya, cewek Jepang, yang pernah keliling Asia Tenggara sendirian selama enam bulan. Ia begitu terkagum-kagum ketika si cewek Jepang-nya itu bercerita bahwa selama perjalanan ia bertahan hidup dan berkomunikasi menggunakan ”bahasa tarzan” karena sama sekali tidak bisa bahasa Inggris, apalagi bahasa negara-negara ASEAN.
”Waktu itu saya begitu terpesona oleh cerita petualangan teman Jepang saya ini. Petualangan yang wah, berani, dan penuh tantangan. Saya jadi bertanya sendiri, kapan saya bisa begitu? Maka ketika ada teman yang mengajak saya pergi ke Mongolia saya langsung mengiyakan,” tuturnya.
Ternyata, Agus tidak pernah bisa menghentikan langkahnya sejak saat itu. ”Semakin sering saya travelling sebagai backpaker, semakin dalam keingintahuan saya tentang hal-hal baru di dunia ini. Tidak hanya sebagai penonton, tapi terlibat sepenuhnya dengan seluruh pengalaman perjumpaan dengan masyarakat dan kebudayaannya. Dunia ini tidak seluas daun kelor. Ada banyak kehidupan lain di luar sana dan ada banyak kebajikan yang kita tidak pernah tahu sebelumnya,” jelas Agus yang karena perjalanannya telah menguasai bahasa Hindi, Urdu, Farsi, Rusia, Tajik, Kirghiz, Uzbek, Turki, dan sekarang dalam proses menguasai bahasa Arab, Armenia, dan Georgia. Selain itu, ia fasih bahasa Inggris, Mandarin, Indonesia dan tentu saja bahasa Jawa.
Kemampuannya menguasai berbagai bahasa ini pernah membuatnya hampir cilaka. Suatu waktu di Afghanistan polisi setempat mencurigai dirinya sebagai seorang teroris dari Pakistan. Tiba-tiba, tanpa sebab dan alasan, sekelompok polisi memukulinya dengan garang. Spontan ia berteriak dan memaki. Namun sial, yang keluar dari mulutnya adalah bahasa Urdu. ”Seharusnya saya ngomong dalam bahasa Inggris, tapi waktu itu spontan yang keluar bahasa Urdu,” cerita dia. Urdu, tak lain dan tak bukan, adalah bahasa nasional Pakistan.
Tidak cuma sekali dua kali Agus mengalami kejadian-kejadian naas seperti itu. Seorang pengelana mau tidak mau harus berteman dengan marabahaya. Anak mami yang bertahun-tahun hidup dalam kehangatan keluarga itu telah berulangkali ditangkap polisi, ditahan agen rahasia, dipukul preman, diserang perampok, dan bersahabat dengan rasa lapar. Ia pernah putus asa karena kameranya rusak total dan uang bekalnya dicuri orang. Yang paling buruk, karena sembarangan menginap di rumah orang ia pernah salah mampir di rumah pelaku kriminal.
Apakah orang tuamu tidak khawatir Gus? O, tentu saja sangat khawatir. Ia ingat betul pada perjalanan pertamanya ke Mongolia tahun 2002. Setelah tiga minggu di Mongolia ia menelepon ke rumah dan ibunya menjerit begitu medengar suaranya.
Tahun 2003 ia terobsesi mengunjungi Afghanistan. Mendengar nama negara itu saja orang sudah bergidik ngeri karena bayang-bayang kekerasan perang yang tiada henti di sana. Agus pun pergi diam-diam tanpa memberitahu orangtuanya, menuju negeri yang identik dengan darah, Taliban, dan perang. Tapi, toh mereka tahu juga tentang ”perjalanan gelapnya” ini. Sekembalinya dari Afghanistan, ia dimarahi habis-habisan oleh ibunya. ”Tapi itu dulu, sekarang mereka sudah mulai mengerti. Ayah saya akhirnya malah bangga memiliki putra seorang pengembara. Tapi, saya tahu di lubuk hati yang paling dalam mereka berharap suatu saat nanti saya kembali ke Indonesia, menetap dan hidup normal di sana. Mmmm.....bagian itu, saya belum bisa menjawabnya saat ini,” katanya.
***
Bagi Agus, pada batas tertentu, travelling tidak lagi sekadar menikmati keindahan pantai, kesejukan udara pengunungan atau kemewahan spa di hotel berbintang. Bagian terbaik dari travelling adalah ketika kita menemukan apa yang disebutnya sebagai 'seni mengembara'. ”Itu adalah ketika kita tidak lagi menjadi diri kita sendiri, ketika kita kehilangan identitas kita, masa lalu kita, ikatan norma masyarakat yang selama ini mengikat kita, dan pada akhirnya lepas dari jerat-jerat yang selama ini memasung jiwa kita. Kita menjadi terbuka pada kehidupan dan menerima apa yang diajarkan oleh kehidupan pada kita. Ketika sampai pada titik ini, kita akan melihat dunia dengan mata hati yang baru,” tuturnya bijak. "Bahkan di negeri-negeri terpencil dan terbelakang seperti lekukan gunung Afghanistan dan padang pasir Pakistan, ada kebijaksanaan maha tinggi yang bisa dikisahkan orang-orang dari pedalaman yang terlupakan dunia," tambah dia lagi.
Masih di jalanan dia sekarang, entah sampai kapan. ”Cita-cita saya mencapai Afrika Selatan dengan menempuh perjalanan darat, kalau memungkinkan seratus persen, melintasi Kaukasus, Eropa Timur, Timur Tengah, dan Afrika Barat," ucapnya. Di pelosok bumi sana, ada negeri-negeri yang hampir tak pernah kita dengar. Abkhazia, Transdniestr, Ossetia, Nagorno Karabakh. Negara-negara itulah yang menjadi obsesi Agus. Sampai kapan perjalanan ini akan terus berlangsung? "Tidak tahu. Saya tidak memberi batas waktu, dan biarlah perjalanan ini mengalir begitu saja,” ungkapnya.
Di Kolom Petualang di Rubrik Travel kompas.com ini Agus menyajikan secuplik kisah perjalanannya melintasi Asia Tengah, yaitu negara-negara yang semuanya berakhiran 'stan', mulai dari Tajikistan, Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, hingga Turkmenistan. Kita mungkin merasa asing membaca kisah tentang tempat-tempat terpencil yang tertutup gunung dan tidak pernah disebut-sebut dalam peta dunia... Di sana Agus telah menginjakkan kakinya.
Nantikan kisah petualangannya. ....
Mengapa orang yahudi bisa pintar
*Mengapa orang yahudi bisa pintar (Sabili Edisi No. 16Th XVI 26> Februari 2009)*>> >> Today at 11:19am>> Oleh: Eman Mulyatman>> Perang panjang dengan Yahudi entah berlanjut sampai berapa> generasi. Baik Israel maupun Palestina sadar dengan hal itu.> Bagaimana dengan Indonesia?> Artikel DR Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama.> Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada tiga> tahun di Israel karena menjalani housemanship di beberapa rumah> sakit disana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang> dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, "Mengapa Yahudi Pintar?"> Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang> menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas dibenaknya,> apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa Tuhan memberi kelebihan> kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?> Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk PHd-nya. Sekadar untuk> Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir 8 tahun. Karena harus> mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.> Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel,> setelah mengetahui sang ibu mengandung, sang ibu akan sering> menyanyi dan bermain piano.> Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan> soal bersama suami.> Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering> membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat> diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.> Stephen bertanya, "Apakah ini untuk anak kamu?"> Dia menjawab, "Iya, ini untuk anak saya yang masih didalam> kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius."> Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikuti terus> perkembangannya.> Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu> mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan. Hal lain> yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung> sang ibu suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu.> Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama> salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang.> Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk> perkembangan otak dan kepala ikan mengandung kimia yang tidak baik> yang dapat merusak perkembangan dan pertumbuhan otak anak di dalam> kandungan. Ini adalah adat orang-orang Yahudi ketika mengandung.> Menjadi semacam kewajiban untuk ibu-ibu yang sedang mengandung> mengkonsumsi pil minyak ikan.> "Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang-orang> Yahudi, perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap> undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan> ikan (hanya isi atau fillet)."> Biasanya kalau sudah ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak> ada bersama di satu meja. Menurut mereka, campuran daging dan ikan> tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu> kemestian, terutama badam.> Uniknya, mereka akan memakan buah-buahan dahulu sebelum memakan> hidangan utama.> Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan> dihidangkan buah-buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan> hidangan karbohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah-buahan,> ini akan menyebabkan kita merasa mengantuk, lemah dan payah untuk> memahami pelajaran di sekolah.> Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan di> rumah Yahudi, jangan sekali-kali merokok. Tanpa sungkan mereka> akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka, menyuruh Anda merokok> di luar rumah.> Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan> nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan> melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa> generasi yang cacat otak (bodoh). Suatu penemuan yang dahsyat> ditemukan oleh saintis yang mendalami bidang gen dan DNA.> Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi.> Mereka sangat memperhatikan makanan. Makanan awal adalah> buah-buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil> minyak ikan (code oil lever).> Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas.> Rata-rata mereka memahami tiga bahasa yaitu Hebrew, Arab, dan> Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih main piano dan biola.> Ini adalah suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan> memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan> anak pintar.> Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.> Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.> Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak-anak Yahudi akan diajar> matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan.> Di dalam pengamatan Stephen, perbandingan anak-anak di Calfornia,> dalam tingkat IQ-nya bisa dikatakan 6 tahun kebelakang!> "Segala pelajaran akan dengan mudah ditangkap oleh anak Yahudi.> Selain dari pelajaran tadi, olahraga menjadi kewajiban bagi> mereka. Olahraga yang diutamakan ialah memanah, menembak, dan> berlari. Menurut teman saya ini memanah dan menembak dapat melatih> otak memfokus sesuatu perkara disamping mempermudah persiapan> membela negara."> "Selanjutnya perhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah)> disini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka> didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala> kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.> Apalagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis, dan teknik.> Ide itu akan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi."> "Satu lagi yang diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya> sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan serius> belajar ekonomi. Di akhir tahun di universitas, mahasiswa> diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus mempraktekkannya. Dan> Anda hanya akan lulus jika tim Anda (10 pelajar setiap> tim) dapat keuntungan sebanyak US$ 1 juta! Anda terperanjat?> Itulah kenyataannya. "> Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan> keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara> yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa> generasi mungkin?> Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara> kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina?> Terjawab sudah mengapa agresi Israel yang biadab dari 27 Desember> 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina> di Jalur Gaza.> Seperti yang kita ketahui, setelah lewat dua minggu, jumlah korban> tewas akibat Holocaust itu sudah mencapai lebih dari 900 orang.> Hampir setengah darinya adalah anak-anak.> Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target> anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, seusai Ramadhan> 1429 Hijriah, Ismail Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500> anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Qur'an.> Anak-anak yang sudah hafal 30 juz al-Qur'an ini menjadi sumber> ketakutan Zionis Yahudi. "Jika dalam seusia muda itu mereka sudah> menguasai al-Qur'an, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi> seperti apa?" demikian pemikiran yang berkembang di pikiran> orang-orang Yahudi.> Tidak heran jika anak Palestina menjadi para penghapal al-Qur'an.> Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel> menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur'an. Tak> ada yang main playstation atau game. Namun kondisi itu memacu> mereka untuk menjadi para penghapal yang masih begitu belia.> Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghapal> al-Qur'an itu telah syahid.> Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa> generasi lagi.> Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi> Indonesia.> Ambil contoh tetangga kita yang terdekat, Singapura.> Contoh yang penulis ambil sederhana saja, rokok. Benarkah merokok> dapat melahirkan generasi "goblok"? Kata goblok diambil bukan dari> penulis, tapi kata itu dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah> menemui beberapa bukti yang menyokong teori ini. "Lihat saja> Indonesia," katanya seperti dalam tulisan itu.> "Jika Anda ke Jakarta, dimana saja Anda berada; dari restoran,> teater, kebun bunga hingga ke museum, hidung Anda akan segera> mencium asap rokok! Dan harga rokok? Cuma 70 sen dolar! Hasilnya!> Dengan penduduk berjumlah jutaan orang, ada berapa banyakkah> universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi?> Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa> mereka sendiri?> Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris?
PT.INFOMEDIA NUSANTARA (YELLOW PAGES); LOWONGAN KERJA TERBARU
window.google_render_ad();
Latest info job career vacancy opportunity.Informasi lowongan lamaran peluang kerja, karir, pekerjaan terbaru :
Kami perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang penerbitan buku petunjuk telepon TELKOM, Content Development dan Call Center membutuhkan segera :SENIOR STAF PELATIHAN (TR) Bertugas untuk merencanakan, mengkoordinir, dan menganalisa pelaksaan pelatihan di Perusahaan, serta menyampaikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan di Perusahaan *Pria/Wanita, maksimal 30 tahun*S1 Manajemen SDM/Teknik Industri*Pengalaman 2 tahun di bidang pelatihan*Mampu membuat dan mengembangkan modul training*Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik*Menguasai Ms. OfficeSurat lamaran dengan kode posisi disertai daftar riwayat hidup, pas foto, fotokopi ijasah dan transkrip nilai dikirimkan dengan mencantumkan kodeposisi ke :Departemen Performansi SDMPT Infomedia NusantaraJl RS Fatmawati no. 77-81 Jakarta 12150e-mail :psdm@infomedia.web.id
window.google_render_ad();
Latest info job career vacancy opportunity.Informasi lowongan lamaran peluang kerja, karir, pekerjaan terbaru :
Kami perusahaan nasional yang bergerak dalam bidang penerbitan buku petunjuk telepon TELKOM, Content Development dan Call Center membutuhkan segera :SENIOR STAF PELATIHAN (TR) Bertugas untuk merencanakan, mengkoordinir, dan menganalisa pelaksaan pelatihan di Perusahaan, serta menyampaikan materi pelatihan kepada peserta pelatihan di Perusahaan *Pria/Wanita, maksimal 30 tahun*S1 Manajemen SDM/Teknik Industri*Pengalaman 2 tahun di bidang pelatihan*Mampu membuat dan mengembangkan modul training*Memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang baik*Menguasai Ms. OfficeSurat lamaran dengan kode posisi disertai daftar riwayat hidup, pas foto, fotokopi ijasah dan transkrip nilai dikirimkan dengan mencantumkan kodeposisi ke :Departemen Performansi SDMPT Infomedia NusantaraJl RS Fatmawati no. 77-81 Jakarta 12150e-mail :psdm@infomedia.web.id
Langganan:
Postingan (Atom)